Sinabung di kejauhan (analisadaily.com) |
Menurut pantauan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), letusan kedua tadi pagi, lebih besar ketimbang yang pertama. Itu terlihat dari tingginya semburan asap dan material di puncak gunung yang mencapai lebih kurang 2.500 meter. Sedangkan yang pertama sekitar 1.500 meter.
Letusan kedua itu kembali membuat warga khawatir. Sebagian warga yang sudah ke rumah, memutuskan mengungsi kembali. Saat ini sebanyak 31 desa di 4 kecamatan dinyatakan dalam status bahaya.
Bahkan 12 desa di antaranya dinyatakan siaga 1 karena kurang dari 6 kilometer dari kaki Sinabung. Masyarakat pun diminta mewaspadai debu vulkanik berbahaya dan tetap mengenakan masker agar mengurangi ancaman gangguan kesehatan.
Sinabung kembali menyemburkan asap tebal hitam, Senin (30/8) sekitar pukul 06.30 WIB. Tapi, sekitar 5 menit sebelum itu, sempat terjadi gempa.
Tak cuma semburan asap, Gunung Sinabung juga memuntahkan debu vulkanik dan partikel belerang berwarna putih keabu-abuan. Partikel belerang itu menutupi perkebunan dan pertanian warga.
Situasai di sekitar Gunung Sinabung kini cukup mencekam. Gempa sempat membuat warga panik. Om Gunung, 50, warga Kabanjahe, mengaku cemas dan takut setelah terjadi gempa.
"Saya sempat merasakan getaran gempa itu dan lutut saya ini seperti tidak bisa digerakkan pada saat kejadian tersebut," terang Om Gunung.
Malam kemarin, Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.640 meter di atas permukaan laut itu meletus dan mengeluarkan asap tebal serta percikan api. Letusan mengagetkan karena sejak 400 silam gunung ini sudah tak aktif.
Penerbangan lokal tertunda
Sejumlah maskapai penerbangan menunda keberangkatan pesawat dari dan menuju Bandar Udara Polonia, Medan, Sumatra Utara, menyusul insiden letusan Gunung Sinabung. Kepala Cabang Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan Bram Baroto Tjiptadi mengatakan, sebaran asap vulkanik dari gunung yang berada di Kabupaten Tanah Karo, Sumut, itu dikhawatirkan menganggu mesin pesawat.
Maskapai yang menunda penerbangan di antaranya Susi Air dan Sriwijaya Air. Kedua maskapai itu melayani penerbangan dari Polonia menuju Bandara FL Tobing, Tapanuli Tengah, dan sebaliknya. Bahkan pesawat yang sedianya disiapkan menjemput Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono ke Tanah Karo, juga batal terbang.
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono menjamin abu vulkanik letusan Gunung Sinabung tidak menganggu penerbangan maskapai domestik maupun internasional. Sejauh ini tidak ada hasil foto satelit dari Vulcanic Advocation Centre (VAC) yang mengisyaratkan adanya tanda bahaya abu vulkanik Gunung Sinabung terhadap penerbangan.
Sejauh ini maskapai penerbangan besar lain yang melayani rute Medan - Jakarta tidak mengalami kendala berarti.(metrotvnews.com)
No comments:
Post a Comment