Memberikan bantuan (tribun-medan.com) |
Lebih dari 200 anak usia sekolah yang mengungsi sejak Gunung Sinabung meletus. Selama di kamp, mereka menghabiskan waktu dengan membaca buku pelajaran dan komik bantuan dari donatur. Mereka mengaku senang membaca. Selain itu, mereka juga membuang rasa bosan dengan bermain di sungai yang tak jauh dari pengungsian.
Mereka tahu alasan meninggalkan rumah dan desa. Meski demikian, anak-anak itu mengaku rindu akan suasana sekolah. Mereka berharap dapat segera pulang dan kembali belajar. Hingga Minggu(5/9), ribuan warga dari berbagai desa mengungsi. Mereka belum bisa pulang lantaran status Gunung Sinabung masi awas. Letusan terakhir terjadi kemarin sore. Letusan kecil itu disertai dengan guncangan gempa.
Sementara itu, pengungsi letusan Gunung Sinabung yang ditempatkan di sejumlah lokasi penampungan di Kabanjahe, hingga Sabtu (4/9) malam bertambah. Saat ini tercatat terdapat 21.706 pengungsi yang sebelumnya sekitar 20.595 orang.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Karo Jhonson Tarigan mengatakan penambahan jumlah pengungsi itu karena sebagian warga meninggalkan rumahnya sebelum letusan Gunung Sinabung, Jumat (3/9). Sebelum terjadinya letusan Gunung Sinabung itu, seluruh warga yang tempat tinggal mereka di atas 6 kilometer meninggalkan rumah dan pergi ke Kabanjahe.
Ribuan pengungsi itu dievakuasi dengan menggunakan mobil milik Pemkab Tanah Karo. "Para pengungsi ditempatkan di sejumlah Jambur atau Balai Pertemuan Adat di Kabanjahe dan Brastagi," kata Tarigan.
Para pengungsi ditampung di 11 lokasi. Seperti di Jambur Lige (2.500 jiwa), Jambur Adil Makmur (2.655 jiwa), Jambur Tuah Lopati (1.434 jiwa), Jambur Sempakata (1.267 jiwa), Jambur Dalihan Natolu (1.293 jiwa), Gedung KNPI/Serba Guna (560 jiwa) dan tempat lainnya.(metrotvnews.com)
No comments:
Post a Comment