Mejuah-juah tanah karo simalem. Bagi Anda yang memiliki info tanah karo dan ingin dipublikasikan di blog ini silahkan kirim ke: karo_simalem@ymail.com

Thursday, September 02, 2010

"Meletus karena tidak diruwat"

Semprot tanaman (hariansumutpos.com)
Secara ilmiah, letusan Gunung Sinabung diketahui merupakan peristiwa alam terkait aktivitas gunung berapi.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono berulang kali menegaskan, peristiwa itu terkait aktivitas vulkanik gunung api yang sudah bertipe A itu.

Tetapi bagi warga yang bemukim di sana, meletusnya gunung di ketinggian 2.451 m dpl itu tidak terlepas minimnya ritual-ritual adat (ruwatan, red)  dari masyarakat setempat, sebagai penghargaan sebagai ’penghuni’ di kawasan Sinabung.


Sejumlah kejadian yang tidak bisa diterima akal sehat yang terjadi beberapa waktu belakangan ini diyakini sebagai pemberian tanda kemarahan ’penghuni’.

Menurut Ucok Sitepu (52) warga Sukanalu, Kecamatan Naman Teran, tanda-tanda itu antara lain tersesatnya warga sekitar dan sejumlah pendaki gunung. Mereka baru ditemukan dalam pencarian yang melibatkan paranormal.
Selain itu, kegiatan barbekyu (memanggang) binatang tertentu kerap mendatangkan hujan, walau sebelumnya cuaca cukup cerah. Perlakuan tersebut juga tetap berlaku bagi kawasan Danau Lau Kawar yang letaknya tepat di kaki Gunung Sinabung.

Ucok punya pengalaman pribadi tentang kepercayaan itu. Ketika memanggang daging babi dan anjing, di kawasan danau dengan luas sekitar 100 hektar itu, pihaknya kerap mengalami kejadian di luar akal sehat.
“Minimal sudah tujuh kali kegiatan memanggang daging babi dan anjing di kawasan Lau Kawar derai hujan deras disertai petir. Kalau tidak percaya silakan coba sendiri. Kejadian ini juga dirasakan  warga desa lainnya,” ucapnya yakin.

Selain mendatangkan hujan, pemancing yang membawa bekal berupa kedua daging hewan tersebut kerap mendatangkan sial. Hampir seratus persen pemancing yang membawa bekal kedua daging tersebut tidak mendapat hasil seekor ikanpun. Sulit dicerna secara ilmiah, namun menurutnya itulah kejadian di lapangan.

Satu cerita lain, yaitu legenda Lau Kawar yang diceritakan turun-temurun hingga saat ini. Danau itu dulunya perkampungan yang berubah menjadi danau. “Buku cerita Lau Kawar sudah ada. Percaya atau tidak, jika dicermati ada yang menarik dalam sejumlah peristiwa di danau,” ujar Sitepu.

Seingatnya, sedikitnya ada sepuluh orang tenggelam dan tewas di danau itu. Uniknya, seluruhnya laki-laki. Kenyataan ini memunculkan opini di masyarakat kalau kawasan Danau Lau Kawar, dihuni perempuan yang belum memiliki jodoh.

“Itu tergantung kita menyikapinya, boleh percaya boleh tidak. Tetapi itulah kenyataan yang terjadi. Setengah abad lebih sedikit usia saya, jujur belum pernah saya ingat perempuan yang tenggelam. Boleh percaya boleh tidak, dengan semua apa yang saya katakan. Tetapi itulah kenyataan yang ada di sekitar kawasan Gunung Sinabung, khususnya Danau Lau Kawar. Tanya warga sekitar semua tahu itu,” ucapnya yakin.(hariansumutpos.com)

No comments: